Jumat, 22 Agustus 2025

Berkumpul kembali dengan keluarga tercinta

Setelah hampir dua bulan aku di Jakarta, dengan segala pertimbangan yang matang, akhirnya istri dan anak tercinta menyusul ku dan akan tinggal bersamaku disini.

Aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya, agar suasana rumah yang kami tinggali disini tidak jauh berbeda saat kami masih tinggal di Medan, semoga betah ya sayang-sayang ku.

Istriku, jika kamu membaca tulisan ini, aku sangat berterima kasih padamu, keputusan meninggalkan pekerjaan yang kamu cintai dan orang tua di rumah mungkin adalah hal yang sangat berat, namun pengorbanan itu kamu lakukan demi kebaikan keluarga kecil kita, semoga Allah SWT selalu melimpahkan kelapangan rezeki untukmu.

Sore ini, hatiku rasanya sangat bahagia ketika membaca pesan dari istri, bahwa ia dan Aliyya anakku sudah berada di Kualanamu, dan beberapa saat lagi akan terbang menuju Soeta. Setelah mendengar kabar tersebut, aku bersiap dan bergegas untuk menjemput mereka di bandara

Aku tidak bisa membayangkan, betapa riwehnya perjalanan mereka, ini adalah perjalanan jauh mereka tanpa aku, mengingat Aliyya masih dibawah dua tahun dan kemungkinan akan sedikit rewel, bawaan koper yang besar, ditambah lagi barang cangkingan yang salah satu isinya adalah makanan-makanan kesukaanku yang sudah disiapkan sebelumnya.

Sekitar pukul 18.00, aku sudah berada di terminal kedatangan, pesawat yang membawa istri dan anakku akan landing pada pukul 18.30, perasaan sudah campur aduk menahan kerinduan, ternyata long distance marriage itu tidak mudah.

Tepat pukul 18.30 pesawat Citilink tujuan Medan-Jakarta landing dengan sempurna, aku masih memandangi layar cctv yang dipasang di area terminal kedatangan, 30 menit berlalu dan belum kulihat juga istri dan anakku, mata ini masih terus memantau pergerakan mereka, setelah beberapa lama menunggu, akhirnya istri dan anakku muncul juga, benar saja, barang bawaannya cukup besar ditambah harus menggendong Aliyya menggunakan hipseat.

Momen yang ditunggu akhirnya datang juga, aku memeluk istri dan anakku, alhamdulillah Aliyya masih lengket denganku, meski dua bulan terpisah.

Setelah melepas rindu, akhirnya taxi yang kupesan, membawa kami ke sebuah tempat yang kami sebut rumah, selama perjalanan istriku bercerita bahwa ia banyak dibantu oleh orang-orang baik dan alhamdulillahnya, selama perjalanan ke Jakarta, Aliyya anteng sekali.

Selamat datang kesayanganku, mari kita mulai kembali semuanya disini. Bismillahirrahmanirrahim



Rabu, 16 Juli 2025

Meninggalkan Kota Penuh Kenangan

 

Hidup terkadang penuh dengan kejutan, kejutan yang membawa kita pada hal-hal baru yang menantang. Tidak pernah terpikirkan oleh ku, bahwa aku harus meninggalkan kota yang sudah kuanggap sebagai rumah, kota yang dulu begitu terasa asing, namun kini menjadi tempat yang selalu di rindukan untuk pulang, ya Kota Medan namanya.


Dokumen pribadi : Tahun pertama di Kota Medan

Aku menghabiskan waktu hampir 7 tahun di kota ini dengan alasan untuk bekerja, tidak terpikir akan selama itu, dulu ketika pertama datang, mungkin rencana tinggal di Medan hanya 2 atau 3 tahun saja, eh ternyata sampai lebih dari lima tahun, dan akhirnya menikah dengan orang Medan dan anak pertamaku pun lahir di Medan.

Banyak stigma buruk yang beredar di masyarakat tentang kota ini, ada yang menyebutnya sebagai Gotham city, karena semrawut, kriminalitas yang tinggi dan lain sebagainya. Namun menurutku, hal itu tidak hanya terjadi di Medan saja, di kota besar lain pun sama, pasti ada suatu area dimana tingkat kejahatannya lebih tinggi daripada di tempat lain dalam suatu tatanan kota. Setelah tinggal di Jakarta, ternyata Medan tidak sejelek itu.

Sebagai orang yang pernah tinggal di Medan, aku mau ngasih sedikit info untuk pembaca yang berencana tinggal atau berkunjung ke kota ini : Medan itu kota yang sangat beragam, ada Melayu, Batak, Jawa, Tionghoa, Minang, Tamil dan sebagainya, jadi jangan disamaratakan kalau orang Medan itu keras nada bicaranya, tidak semua, aslinya orang Medan sangat friendly, jadi jangan mudah tersinggung. Kalau misal ada orang yang ‘ngegas’ sama kita ya tinggal ‘ngegas” balik, jangan takut sama siapapun kalau memang kita benar. Ketika di jalanan, mungkin akan ditemui banyak pelanggaran lalu lintas, kalau aku tetap mengikuti tata tertib lalu lintas, seperti pakai helm dan berhenti saat lampu merah biar lebih safety. jadi jangan ragu untuk datang ke Medan.

Secara personal kota ini memiliki ruang tersendiri di hati, makanan di kota ini enak, murah dan sangat beragam. Aku pernah membuat konten di youtube : Hamid Journey tentang Medan Cullinary Guide, isinya adalah petualangan kulineran di Medan, mulai dari makan mie balap sampai gulai kepala ikan.

Medan bukan hanya tentang makanan, menurutku, orang Medan itu humoris (suka bercanda) jadi enak saja gitu suasananya, hal-hal serius masih bisa membuatku tertawa. tapi namanya tempat, tidak ada yang sempurna.

Perkenalanku dengan kota ini sangat berkesan, kini setelah sekian lama, akhirnya harus meninggalkan kota ini dengan alasan pekerjaan. Oh ya, sebagai informasi saat menulis ini, aku sudah tinggal di Jakarta. Aku tidak tahu akan ada kejutan apalagi kedepannya