Rabu, 13 Januari 2016

Sowan Wonten ing Pesarean Raja-raja Mataram Imogiri

Saya berfoto menggunakan pakaian jawa sebelum masuk ke makam Sultan Agung
Masih dalam suasana hujan Januari.
         Kegiatan bersepeda di awal tahun ini diawali dengan mengunjungi beberapa wisata di Kabupaten Bantul, tentunya masih dengan sepeda kesayangan. hal pertama yang saya lakukan sebelum jalan-jalan atau makan disuatu tempat adalah mencari informasi sedetail-detailnya. tujuannya adalah agar kita bisa mengontrol budget yang dikeluarkan, karena tentunya akan banyak sekali godaan selama perjalanan. 
Saya penasaran dengan makam raja-raja mataram di Imogiri, berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan sebelumnya dan kemudian saya sinkronisasi dengan hasil wawancara dengan juru kunci makam. Bahwa makam raja-raja di Imogiri tidak buka setiap hari, hanya waktu-waktu tertentu seperti hari Senin, Jum'at, dan Minggu (Makam kesultanan Yogyakarta) makam dibuka pada pukul 10.00 WIB.
Perjalanan dimulai dari Krapyak. Sebelum memulai perjalanan, saya menyantap bubur kacang hijau favorit dikawasan Lapangan Minggiran Kota Yogyakarta, untuk menuju makam Imogiri cukup mudah. dari terminal Giwangan langsung ambil jalan Imogiri timur dan lurus saja sampai ketemu petunjuk ke makam Imogiri (ikuti rambu penunjuk jalan). Total perjalanan dengan menggunakan sepeda dari Krapyak - Makam Imogiri sekitar 50 menit (non stop). 

Empat fakta unik

1. Tangga menuju makam
Salah satu keunikan makam ini adalah letaknya yang berada di atas bukit. Nah untuk menjuju ke atas harus melewati anak tangga yang jumlahnya ratusan, cocok nih bagi yang sedang menjalankan diet atau work out ( it's leg day). Saya mencoba menghitung jumlah anak tangga jumlahnya berkisar 320 an lebih ( gak fokus ngitungnya)
Ratusan anak tangga harus dilalui sebelum mencapai makam

2. Makam penghianat
Diantara ratusan anak tangga, terdapat salah satu anak tangga yang berbeda ( terbuat dari batu ) lokasinya di depan pintu masuk makam bagian atas, ternyata itu adalah makam penghianat kerajaan.  penempatan pada tangga bertujuan agar makam selalu di injak-injak oleh pengunjung.

3. Pakaian adat Jawa
Bagi para peziarah diharuskan menggunakan pakaian adat Jawa. Peziarah laki-laki menggunakan pakaian ala abdi dalem dan bagi wanita menggunakan kemben. Ketika masuk ke dalam area gerbang utama terdapat dua buah rumah joglo. Sebelah utara untuk pengunjung yang akan ke makam kesultanan Yogyakarta sedangkan disebelah selatan bagi pengunjung yang akan berziarah ke makam kesultanan Surakarta. Jarik yang digunakan memiliki motif berbeda. anda tidak perlu khawatir, pakaian akan disediakan oleh pengelola makam tinggal bayar 10K.

4. Air Kendi
Air kendi yang berada di komplek makam Imogiri dipercaya oleh masyrakat sekitar dapat membawa berkah dan menyembuhkan penyakit, tentunya dibarengi dengan do'a. 

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke kawasan industri kerajinan kulit Manding ditemani gerimis yang romantis. 

.Terimakasih telah membaca