Senin, 04 Juni 2012

Hidup Ini Seperti Thawaf



Judul tulisan  ini terinspirasi oleh buku tentang Pak Cacuk belajar tiada henti, dalam halaman pembukaan, tertulis sebuah kalimat yang menarik minat saya yaitu "hidup seperti thawaf" kurang lebih seperti itu, saya lupa secara persisnya tetapi paling tidak intinya sama.

Begitu banyak anaologi tentang kehidupan, yang direpresentasikan dalam bentuk yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari, ada yang mengatakan hidup itu seperti roda, maksudnya adalah seseorang tidak akan selamanya hidup pada posisi yang terus menerus nyaman, adakalanya ia harus merasakan bagaimana menikmati kesulitan. Ada juga yang menganalogikan hidup seperti tasbih, anda akan melewati drama kehidupan yang diibaratkan sebagai butiran-butiran tasbih. Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa hidup itu seperti sebuah buku putih yang masih kosong, anda akan menulisnya dengan rapih atau anda hanya sekedar mencoret-coretnya, itu terserah anda. 

Saya lebih tertarik penganalogian kehidupan dalam buku yang berjudul belajar tiada henti. Hidup ini seperti thawaf, layaknya thawaf mengitari ka'bah merupakan perumpamaan kehidupan, kemudian kita akan kembali pada titik dimana kita berasal, titik dimana kehidupan manusia begitu sangat lemah, titik dimana kehidupan manusia memulai kehidupannya hingga akhirnya ia kembali pada titik itu pula.

Berbicara mengenai hidup, pastilah ada liku yang harus dilewati, life is never flat katanya, ada momen dimana kita begitu sangat bahagia dan ada moment yang membuat kita sangat sedih, itulah dinamika kehidupann yang harus dilalui oleh manusia. Tidakkah kita menyadari bahwa fase kehidupan ini akan terus berkembang, dari kita masih bayi hingga saat ini, dan hingga pada masanya kita akan meninggal.

Fase kehidupan terbagi menjadi tiga, pertama adalah fase kelahiran, ini disebut fase awal, bayangkan, ketika kita menjadi pemenang karena telah terseleksi dari jutaan sel sperma, sehingga terbentuklah kita dengan kelebihan dan kekurangan yang sudah sangat dihitung oleh Allah secara tepat, pada fase ini manusia masih dalam keadaan fitrah anda benar-benar dalam keadaan suci, terbebas dari dosa. Setelah fase pertama, kita akan menghadapi fase selanjutnya, yaitu fase dimana kita dapat melalukan apa yang ingin kita lakukan, saya berfikir bahwa pada fase kedua inilah yang akan menentukan kita ketika mengahadapi fase akhir, yaitu fase kematian semua mahluk yang bernyawa pasti akan mati kecuali Allah, ia dzat yang maha kekal (baqa). 

Life is a journey. kita akan merasakan bahwa kehidupan itu baik,  ketika kita begitu menikmati dan meghayati peran yang yang telah tersusun rapih dalam skenario Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar