Kamis, 13 November 2025

Surat Cinta Untuk Aliyya

Dear anak cantik,

Hari ini perasaan ayah sangat bahagia, sebahagia seperti saat Aliyya lahir, dua tahun lalu. Hari ini ayah dan Ami, merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia, karena Aliyya lahir ditengah-tengah kami, atas nikmat ini, Ayah dan Ami selalu bersyukur atas kebaikan Allah.

Rasanya, baru kemaren Ayah dan Ami menuntun Aliyya belajar berjalan, sekarang Aliyya sudah bisa berjalan, berlari, dan melompat. Aliyya sekarang sudah lihai bersembunyi di dibalik baju-baju yang digantung di belakang pintu, juga bermain kejar-kejaran bersama Ayah sesaat sebelum tidur malam.

Rasanya, baru kemaren Ayah dan Ami menuntun Aliyya belajar berbicara, menyebutkan satu persatu kata, dulu kata yang disebut Aliyya belum terlalu jelas, Aliyya sekarang sudah bisa mengucapkan banyak kata dan menyusun kalimat dengan cukup jelas, oh ya, selain Ami yang cerewet di rumah, sekarang ada ketambahan Aliyya, suasana rumah begitu hidup dan menantang secara bersamaan.

"Pada hari spesial ini, tepat di hari kelahiran mu, Ayah dan Ami berdo’a semoga Aliyya tumbuh menjadi anak yang sehat dan bahagia"

Aliyya kebanggaan ayah, ulang tahun Aliyya yang ke 2 ini, kita rayakan di Jakarta, hanya ada Ayah dan Ami di rumah. Suasana sedikit lebih sepi, tidak seperti ulang tahun Aliyya yang pertama, yang dirayakan di Medan. Percayalah Nduk, meski tiap tahun suasana berubah- tempatnya, lilinnya, bahkan kue di mejanya, tapi rasa di hati ini tetap sama: penuh cinta, rasa syukur, dan haru melihatmu tumbuh.

Di ulang tahun Aliyya yang ke 2 ini, Ayah dan Ami mengajak Aliyya jalan-jalan ke taman bermain. Melihat alpaka, burung, kelinci, domba, dan masih banyak hewan lainnya. Oh ya, Aliyya juga naik kereta api mini.

Semoga Aliyya suka ya nak, dengan surprise kecil-kecilan yang telah Ayah dan Ami siapkan.


With love,

Ayah dan Ami










Dua hati yang dipersatukan

 Ingatanku kembali pada Bulan November tiga tahun lalu (03 November 2022), bertepatan dengan salah satu momen yang paling membahagiakan dalam kehidupanku, melamar calon istriku.

Aku bahkan tidak percaya memiliki keberanian itu sebelumnya, mendatangi kediaman calon istriku, dan meminta izin kepada orang tua nya untuk mempersunting putri bungsunya, hehe

Oleh karena ini adalah momen spesial, aku tidak ingin hanya menyimpannya dalam ingatan, aku ingin juga mengabadikannya dalam sebuah tulisan.

Sebagai anak rantau, yang tentunya jauh dari keluarga dan saudara, momen seperti ini (Lamaran) mungkin bisa menjadi momen yang mempersatukan antar keluarga. Namun karena keadaan, keluarga inti ku belum bisa berpartisipasi.

Alhamdulillah, selama di perantauan, aku banyak ditemukan dengan orang-orang baik, termasuk atasan di tempat ku bekerja. Seminggu sebelum rencana ke rumah calon istriku, aku menghubungi atasanku, Pak Arief. Aku menyampaikan maksud dan tujuanku menemui beliau, aku nembung ke beliau untuk menjadi wakil keluargaku.

Awalnya, aku berencana hanya mengajak Pak Arief dan Bu Yuli (istri beliau), namun beliau menyarankan untuk membawa kawan, akhirnya aku mengajak sahabat dan rekan kerja ku, Adnan dan Rathur, saran yang sangat bagus.

Seingatku, tepat pada malam Jum’at selepas sholat isya, suasana sedikit gerimis, kami berangkat ke rumah calon istriku. Tidak banyak tentengan yang kami bawa, hanya parsel buah dan parsel kue tradisional (sponsor dari Bu Yuli). Aku meminta tolong ke Adnan dan Rathur untuk membawakan parselnya

Acara “nembung” berjalan sangat khidmat, hanya dihadiri keluarga dan orang-orang terdekat saja. Tanggal pernikahan dan persiapan lainnya sudah ditentukan dan disepakati bersama. Alhamdulillah, acara berjalan dengan khidmat.