Judul diatas merupakan perkataan dosen saya yang saya tulis dalam note pribadi. dalam suatu mata kuliah community development beliau sangat bersemangat menjelaskan tentang materi perkuliahan yang kebetulan membahas masalah kemiskinan.
berbicara masalah kemiskinan tentu bukan perkara mudah, sejak bangsa ini didirikan hingga saat ini kemiskinan merupakan masalah besar yang belum terselasaikan. kesmiskinan tidak hanya soal apakah seseorang bisa makan atau tidak tetapi lebih dari itu, sehingga banyak standar yang digunakan untuk mengukur kemiskinan, seperti misalnya BPS memiliki pandangan berbeda dengan FAO tentang standar kemiskinan. tulisan saya ini menyoroti masalah kehidupan anak jalanan.
bisa dikatakan bahwa anak jalanan merupakan bagian dari orang yang dikategorikan miskin. lazim sekali ditemukan anak jalanan ataupu pengemis di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sudah memiliki kesejahteraan tinggi. bisa jadi indikator kemakmuran suatu negara adalah ketika sudah tidak ada lagi orang-orang yang menggantungkan hidupnya di jalan (pengemis,pemulung,dll).
peduli tidak harus memberi itulah perkataan dosen yang masih saya ingat dalam mata kuliah community development, setiap hari entah itu berangkat atau pulang ke kampus saya selalu menjumpai para gepeng (gelandangan dan pengemis) mulai dari anak-anak kecil sampai orang tua. cara mereka berbeda-beda dalam melakukan aksinya, saya pernah menjumpai seorang pemuda yang masih produktif mengetuk pintu mobil ketika dipemberhentian traffic light, pemuda itu berlagak seperti orang yang sedang kelaparan dengan mengeluarkan air ludahnya tetapi setelah tidak dikasih ada umpatan yang keluar dari mulutnya sama halnya dengan pengamen yang sering kujumpai ketika bus yang kunaiki berhenti di halte. belum lagi anak-anak yang harus bekerja ditengah teriknya matahari dengan membawa kain bekas di traffic light mengusap kendaraan orang-orang yang sedang berhenti lalu dengan muka yang memelas ia menengadahkan tangan seraya meminta kepada setiap pengguna jalan, sedangkan saat ini banyak dijumpai larangan memberi uang kepada pengemis dijalan (sekali lagi : peduli tidak harus memberi). ahh.. miris sekali melihat pemandangan ini They should enjoy their education.
pada akhir perkuliahan dosen saya memberikan solusi tentang bagaimana seharusnya menangani anak jalanan. saat ini larangan mengenai pemberian uang kepada anjal belum tegas dan belum sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat maupun aparat saya pernah menjumpai di traffic light disana ada anjal sedang meminta-minta sedang disisi lain ada polisi yang sedang mengatur lalu lintas, lalu mengapa polisi itu tidak bertindak tegas terhadap anjal, dalam hal ini pemerintah sebagai center kekuasaan dan pembuat kebijakan harus tepat dan bertanggung jawab atas kebijakan yang telah dibuat. saat ini banyak organisasi yang fokus pada anak jalanan tetapi seolah-olah mereka hanya menjadi sinterklas dan tidak menjadikan mereka lebih berdaya. dalam teori pemberdayaan harusnya dalam menangani anjal menggunakan pendekatan yang berbasis pada partisipasi bukan kita yang melakukan segalanya untuk mereka tetapi mereka yang kita ajari untuk menjadi lebih berdaya. dengan menanamkan nilai-nilai kehidupan serta membekali dengan keahlian sehingga mereka menjadi lebih berdaya dan dapat menatap masa depan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar