Minggu, 25 Agustus 2013

Guruku orang-orang dari pesantren.


          
Buku bagus ini merupakan salah satu koleksi ayah, beliau membelinya sepuluh tahun lalu. dan ironisnya saya baru membacanya sekarang, it's a good book and really recomended. buku yang akan saya review merupakan buku yang diterbitkan pertamakali pada tahun 1974 dan dicetak kembali pada tahun 2001. buku yang yang sangat bagus yang merupakan otobiografi dari KH. Saifuddin Zuhri. tebalnya hanya 383 halaman.

Buku ini merupakan kisah perjalanan hidup dari KH. Saifuddin Zuhri, dimulai saat beliau menjalani  pendidikan masa kecilnya disebuah madrasah pada tahun 1922 hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia hingga tahun 1955. beliau merupakan salah satu tokoh NU yang memiliki peranan besar dalam perkembangan NU dan perjuangan kemerdekaan. beliau juga pernah menjabat sebagai menteri agama RI. cerita kehidupan beliau dikisahkan secara apik dalam bentuk novel sehingga materi yang beliau sampaikan tersampaikan dengan baik.
Pesantren merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia, perannya dalam membangun kehidupan bangsa sudah memberikan sumbangsih yang besar bagi perkembangan pendidikan dan sebagai pendidik moral bangsa. banyak sekali tokoh-tokoh yang dilahirkan oleh dunia pesantren di Indonesia yang ikut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, sebut saja KH. Hasyim Asyaari, KH. Ahmad Dahlan, KH. Wahab Chasbullah, KH. Wahid Hasyim dan masih banyak lagi yang lainnya.
KH. Saifuddin Zuhri hidup didaerah Banyumas Jawa Tengah, masa kecil beliau dihabiskan untuk belajar dan membantu orang tuanya. beliau bersekolah dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hingga siang hari/ sekolah umum dilanjutkan dengan sekolah madrasah pada sore hari, selain itu juga beliau harus mengaji di langgar pada malam harinya. pendidikan agama begitu kuat ditanamkan oleh keluarga beliau. kehidupan beliau begitu dekat dengan dunia pesantren, para kyai dan syeh terkenal pada masanya. selain pendidikan umum dan agama beliau juga tidak lupa untuk bersosialisai dengan para teman dan membantu pekerjaan orang tuanya.
dalam buku ini akan banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari kehidupan beliau yang sangat luar biasa,  bagaimana interaksi beliau dengan orang-orang yang beliau temui. membaca buku ini seperti membaca sejarah tentang peran dunia pesantren dan nahdiyin dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. buku yang berisi sepuluh bab meliputi : madrasahku cuma langgar, tokoh-tokoh pengabdi tanpa pamrih, apresiasi terhadap rasa seni, memasuki persiapan pengabdian, masih belajar lagi sebelum terjun ke medan pengabdian, menjadi guru, tamatnya zaman penjajahan, dibawah penjajahan seumur jagung, merdeka berarti 1000 perjuangan. 
buku ini begitu dahsyat, inspiratif dan memiliki gaya bahasa yang mudah dipahami. sangat direkomendasikan !